Indonesia milik siapa??




Berkas:National emblem of Indonesia Garuda Pancasila.svg


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakathu dan selamat malam Pembaca sekalian..
pada hari ini saya akan membahas satu hal yang mengenai negeri ini
untuk klarifikasi dari saya sendiri agar tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan kedepannya dan terjadi fitnah
postingan ini bukanlah dukungan untuk calon" pemimpin non muslim tapi adalah postingan untuk menyadarkan bahwa indonesia bukanlah milik islam melainkan milik seluruh masyarakat indonesia baik yang muslim maupun non muslim

INDONESIA MILIK SIAPA?

Ya kali ini saya akan membahas hal di atas.
untuk hal ini saya akan kembali membahas Sejarah singkat bangsa indonesia karena kebetulan sekali saya berasal dari jurusan IPS.
            pada mulanya indonesia disebut dengan nama nusantara, Yang terdiri atas banyak sekali kerajaan. Agama pertama yang ada di nusantara adalah Hindu, yang ada di kerajaan Kutai (sekitar abad ke 4). Dari kutipan ini saja kita dapat mengetahui, bahwa indonesia pada awalnya bukan milik beragama islam.tapi mengapa? Indonesia sekarang ini terasa sangat rasis dan tidak ada rasa hormat antara umat beragama, terutama untuk para muslim (lebih spesifik pada beberapa grup di media sosial),saya akan melanjutkan.
             Lalu setelah waktu berlalu Muncul lagi kerajaan sriwijaya di abad ke 7 yang menganut agama Budha,kerajaan ini adalah kerajaan maritim terbesar pada saat itu karena armada lautnya yang paling di takuti, kerajaan ini juga sempat menjadi pusat pendidikan agama budha. namun kerajaan ini runtuh karena serangan dari Dinasti Chola dari koromadel dan india selatan. lalu di abad ke 13 muncul kerajaan islam bernama kerajaan peurlak ( dalam beberapa versi kerajaan islam pertama adalah Samudra pasai namun yang sebenarnya adalah kerajaan peurlak lah kerajaan islam yang pertama di indonesia ). akan tetapi sebenarnya agama islam telah ada di abad ke 6 di bawa oleh abdul syekh khadir jailani. Dari sejarah ini kita dapat simpulkan bahwa agama islam ternyata adalah agama yang cukup baru di indonesia dan bukanlah agama yang populer di masa awal kedatangannya. akan tetapi sekali lagi mengapa bangsa indonesia yang sekarang ini malah tidak menghargai antar umat beragama?

Oke mari kita masuk ke sejarah islam mengenai umat beragama pada zaman nabi kita Nabi besar Muhammad SAW, Kita semua mungkin sudah tau. Agama islam itu adalah Agama yang sangat menjunjung tinggi perdamaian,dan bukan agama yang memaksakan.
            Dalam suatu kisah di ceritakan bahwa dalam Nabi muhammad SAW di saat Hirah ke madinah pada tahun 622 Untuk melindungi kaum muslimin dari para kafir di mekkah. di saat itu nabi muhammad berhasil menyatukan kaum muslimin (Muhajirin dan Anshor) dengan kaum Non Muslim (yahudi dan Krisrten) dalam piagam Madinah. selain itu kaum muslimin di bebaskan untuk beribadah dan di sisi lain kaum minoritas non muslim juga di izinkan untuk beribadah di madinah. 
            Dari Kisah nabi Muhammad SAW ini saja kita dapat mempelajari bahwa Islam itu sangat menghormati antar umat beragama. Tapi mengapa sih ko banyak sekali kaum muslimin di indonesia yang tidak bisa menghargai antar umat beragama??

           saya akan menegaskan disini bahwa "Indonesia bukanlah milik Agama apapun Indonesia adalah milik seluruh rakyatnya baik Islam,Kristen,Khatolik,Budha,Hindu,Maupun Khong hu chu".


Jika saya mau menyeret persoalan ini sebenarnya bisa menyangkut di banyak hal tapi dalam kesempatan kali ini saya hanya akan menyangkut ke dalam Sejarah saja karena ini adalah Spesialisasi dari saya sendiri



Bila ada kritik mengenai artikel,tata bahasa,dan isi yang melenceng. silahkan berkomentar dengan  kata kata yang baik dan sopan. agar dapat membangun artikel saya menjadi lebih baik untuk ke depannya
sekian dari saya mohon maaf bila ada salah kata wassalamualaikum warahmatullahi wabarakathu dan selamat malam


Cara Mendapatkan BTC secara gratis melalui epay.info

Hellow Guys Long time No See

kali ini saya balik dengan tutorial Mendapatkan BTC dengan epay

apa itu bit koin?
sekilas saja
         Bitcoin adalah mata uang virtual yang dikembangkan pada tahun 2009 oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Mata uang ini seperti halnya Rupiah atau Dollar, namun hanya tersedia di dunia digital. Konsepnya mungkin terdengar seperti eGold, walaupun sebenarnya jauh berbeda.


okay langsung saja

langkah ke 1: Daftarkan diri anda di sini

langkah ke 2 : selesaikan pendaftaran dan verifikasi E-mail anda

langkah ke 3 : klik pada bagian yang di kasih tanda panah



langkah ke 4:  Klik yang di beri tanda panah


langkah 5 : langkah terakhir adalah kunjungi web" tersebut dan ikuti langkah" yang di tujukan otomatis balance BTC kamu akan bertambah sesuai dengan Yang Di Tulis



Jual Belikanlah Hasil dari BTC tersebut Di
Dan Gunakan se bijak Mungkin


Jika ada saran Silahkan Kirim ke kolom Komentar terimakasih ;D




Bahan Peledak Nazi Jerman

Geballte Ladung, Tujuh Granat Disatukan


Untuk pertempuran jarak dekat biasanya digunakan granat tangan dari jenis stielhandgranate M1924, meskipun bila dibutuhkan ledakan yang lebih besar maka yang digunakan adalah menggabungkan enam kepala granat mengelilingi satu buah granat dengan stiknya (Geballte Ladung alias Peledak Gabungan). Biasanya Geballte Ladung digunakan sebagai sarana peledak bangunan atau mesin perang dan jarang digunakan untuk infanteri lawan. Peledak hasil modifikasi ini juga mampu merusak rangkaian roda rantai tank atau ranpur meskipun tidak cukup kuat untuk menembus lapisan bajanya (kecuali yang mempunyai lapisan tipis).

Untuk mengikat enam kepala peledak ini biasa digunakan kawat baja atau tali. Saat digunakan, granat yang ada di tengah akan memicu ledakan berantai terhadap enam granat lainnya sehingga menimbulkan efek ledakan yang lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan hanya satu granat saja. Penting untuk diketahui bahwa tidak semua kepala granat yang diikat menjadi satu berasal dari jenis peledak yang sama. Kadang-kadang ada beberapa jenis granat yang digunakan, dan malah ada juga granat hasil rampasan dari tangan musuh yang ikut diselipkan.

Pada tanggal 23 November 1942, Operasi Uranus (rencana Soviet untuk mengepung 6. Armee di Stalingrad) berhasil terlaksana. Pertempuran yang sebelumnya dengan pede dikatakan oleh Hitler sebagai "sudah dimenangkan", kini menjadi jebakan mematikan bagi ratusan ribu prajurit Jerman yang terperangkap di dalamnya! Tidak hanya itu, musim dingin yang kejam juga mulai menampakkan pengaruhnya. Tapi setidaknya pasukan Jerman yang terkepung di Stalingrad dilengkapi oleh mantel hangat yang memadai. Pakaian jenis ini biasanya dibawa serta oleh bagian perbekalan unit dan hanya dikeluarkan pada saat dibutuhkan. Tentu saja, mantel standar Wehrmacht tidak bisa dibilang maksimal dalam menahan bekunya musim dingin Rusia yang terkenal kejam, tapi setidaknya itulah satu-satunya yang tersedia. Luftwaffe mati-matian berusaha membawa pasokan suplai dari udara dan menyediakan tambahan sarung tangan, syal dan sepatu yang sangat dibutuhkan seperti yang terlihat dipakai oleh para Grenadier dalam lukisan karya Ron Volstad ini. Kopfschützer (syal/scarf) biasanya terbuat dari bahan wol yang bisa dipakai di sekitar leher atau menutupi kepala sebagai usaha sederhana untuk menambah kehangatan. Beberapa syal dapat digunakan bersamaan pada satu waktu. Leutnant dengan MP-40 mengenakan topi bulu domba hasil modifikasi lapangan, sementara penembak senapan mesin dengan MG-34 telah menanggalkan stahlhelm-nya yang kaku dan menggantikannya dengan kopfschützer yang dipadukan dengan feldmütze M38 (topi lapangan). Sulitnya memperoleh pasokan amunisi dan senjata membuat pasukan Wehrmacht yang terperangkap di Stalingrad memanfaatkan segala sarana yang tersedia, termasuk peralatan perang hasil rampasan. Adalah umum untuk melihat Grenadier Jerman menggunakan senapan mesin PPsH-41 buatan Soviet. Untuk pertempuran jarak dekat biasanya digunakan granat tangan dari jenis stielhandgranate M1924, meskipun bila dibutuhkan ledakan yang lebih besar maka yang digunakan adalah menggabungkan enam kepala granat mengelilingi satu buah granat dengan stiknya (Geballte Ladung). Sebagai usaha darurat mengkamuflase diri biasanya digunakan seprai putih atau kain rumahtangga berwarna putih lainnya yang dijahit alakadarnya untuk menutupi übermantel. Beberapa prajurit juga mencat stahlhelm-nya dengan warna putih


Sumber :
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad
www.ima-usa.com
www.lexpev.nl

Letkol Untung (Orang penting dalam G30S/PKI)



Untung Sjamsuri, salah satu tokoh penting dalam Gerakan 30 September 1965. Orang biasa mengenalnya sebagai Letnan Kolonel (Letkol) Untung yang bertugas sebagai Komandan Batalion I Kawal Kehormatan Tjakrabirawa. Peran Letkol kelahiran Kedungbajul, Kebumen, Jawa Tengah pada 3 Juli 1926 adalah sebagai pemimpin penculikan yang ditengarai orang dekat Soeharto.

Dari penelusuran Tempo, sejak umur 18 tahun, Untung diketahui sudah masuk ke dalam dinas kemiliteran di Heiho, kesatuan militer bentukan tentara pendudukan Jepang. Setelah Jepang kalah, Untung masuk Batalion Sudigdo, yang markasnya berada di Wonogiri. Batalion inilah yang disebut-sebut terlibat dalam aksi pemberontakan Partai Komunis Indonesia 1948, yang dimpimpin oleh Musso.


source nasional.tempo.co

7 Ciri Ciri Weebs Pleb yang meresahkan Dunia internet + cara untuk berhenti/terhindar dari dunia Bodoh itu

well Ketemu lagi sama saya di blog tentang hal hal random di seluruh jagat raya....

kali ini saya akan membahas tentang ciri ciri weebs pleb yang sangat meresahkan pengguna internet


oke langsung saja

Weabo.. mungkin nama ini masih asing di dengar telinga seorang ya baru masuk dunia jejepangan weabo sendiri adalah seseorang yang mengaku ngaku sebagai seorang Otaku.. ya sebenarnya sih cuma otakudang

okay check this out


1.Membanggakan dirinya sebagai hikkimori

well mungkin anda yang seorang weabo kelas paling rendah dan hina biasanya mengagumi seorang yang di cap hikkimori dan ngaku ngaku sebagai hikkimori.Helloww mz mz tachi elu tau nga kalo di jepang seorang hikkimori itu perlu di rehabilitasi dan dianggap sakit jiwa,dan emang lu bisa berada di kamar selama 3 bulan tanpa keluar?? lah elu aja masih sekolah keluar rumah ko ngaku hikkimori.

Solusi menghindari hal semacam ini
-sebaiknya anda pelajari dulu cermet cermat maksud dari sebuah kata ( Hikkimori ) itu sendiri jangan asal menyimpulkan dan mengaku ngaku

2.mengagungkan jepang

nah yang satu ini banyak sekali di jumpai di dunia grup jejepangan yang ada di bumi nusantara kita ini,biasanya mereka akan mengagungkan jepang sampai sampai ingin pergi dari negeri sendiri.sungguh memalukan orang yang seperti ini lahir di tanah air yang indah ehh malah maunya ke negeri penjajah Top Kek.saya juga seorang pecinta jejepangan tapi saya tidak seperti anda saya masih mencintai negeri sendiri

Solusi menghindari Hal Semacam ini
-Sebaiknya anda belajar sejarah negara ini dengan baik dan di cerna,terutama sejarah ketika Jepang masih menjajah Negara Ini

3.Menginginkan Jepang Menjajah Negeri ini agar lebih maju

mungkin yang satu ini banyak ditemukan di negeri kita yang tercinta ini banyak sekali weebs weebs bocah yang menginginkan indonesia di jajah negeri matahari terbit agar indonesia lebih maju..
Hellow mz mz dan mba mba tachiii... Waktu kita di jajah jepang dulu sakit rasanya tau nga?? banyak rakyat yang mati di tangan mereka mz mz dan mba mba.... jangan asal nyimpulin.. kalo mau maju itu di jajah sama inggrisss makanya baca dong sejarahh... Kalo elu kaga percaya di jajah ingris bisa maju coba liat aja singapura sama Australia sono... tapi ya yang namanya di jajah tetep aja nga ada enaknya


Solusi menghindari hal semacam ini
-belajar sejarah dengan bener bener terutama sejarah Ketika jepang menjajah Negeri kita ini
-Hargai jasa pahlawan

4.membedakan antara ANIME dan KARTUN 

nahh inilah hal yang paling saya ngakak dan bikin pinggang bertebaran
anime itu sama aja sama kartun pe'aa apa bedanyaa
mereka menjawab
"anime itu moee anime itu dari jepang kalo kartun dari barat"
hellow emang lu pikir kalo moe kalo dari jepang namanya bakal berubah?? sama aja begooo

solusi
-Belajarlah sejarah Animasi brooo

5.Menyukai kemoean kartun jepang(Over)

hellow mz emang kalo kartun yang nga moe ceritanya gak bagus gitu???
emang kalo design karakternya mainly Homo gitu??
engga keless Ihh dasar rendahan

solusi menghindari hal semacam ini
- kurangi nonton yang banyak moenya
- cobalah nonton jojo

6.Beranggapan kalo Anime DxD itu R - 18

plzz mas DxD buat 13 tahun
baru tau ya??
hahahahah kampungan lo njeng
sudah jelas jelas ada tulisan Shonen di Di Genrenya masih aja ngomong R - 18
GBLK

solusi menghindari Hal ini
-Sebaiknya anda pelajari tentang Rating Kartun jepang

7.Menyukai Fanservice ketimbang cerita

mungkin yangs atu ini anda pasti tahu lah kelakuan Anak Kanker Ge mana kalo udah bicarain soal Soal fanservice

cara menghindari hal semacam ini
-carilah kartun yang nga mentingin fanservice
-bisa memilah kartun dengan tepat dan benar


okay bagi yang sudah terjerumus saran saya adalah untuk Memilih teman di MedSos yang bisa dikatakan elitis dan Like lah Fanspage Anggur merah untuk menjauhkan anda dari hal kanker



Ya mungkin cukup sekian dulu soal Anak weebs kankeran
karena kalo saya mau nulisin semuanya nga bakal ada habisnya
saya bisa buat makalah 40 lembar cuma bahas topik ini


sekian dari saya :D Have fun yaa :3
semoga bermanfaat bagi yang baru masuk dunia jejepangan

Lubang buaya (Tempat di kuburnya 6 jendral saat G30S/PKI)



Pada 1 Oktober 1965 telah terjadi penculikan dan pembunuhan enam orang jenderal dan seorang perwira pertama AD yang kemudian dimasukkan ke sebuah sumur tua di desa Lubang Buaya, Pondokgede oleh pasukan militer G30S. Pasukan ini berada di bawah pimpinan Letkol Untung, Komandan Batalion I Resimen Cakrabirawa, pasukan pengawal Presiden.

Pada 4 Oktober 1965, ketika dilakukan penggalian jenazah para jenderal di Lubang Buaya, Mayjen Suharto, Panglima Kostrad menyampaikan pidato yang disiarkan luas yang menyatakan bahwa para jenderal telah dianiaya sangat kejam dan biadab sebelum ditembak. Dikatakan olehnya bahwa hal itu terbukti dari bilur-bilur luka di seluruh tubuh para korban. Di samping itu Suharto juga menuduh, Lubang Buaya berada di kawasan PAU Halim Perdanakusuma, tempat latihan sukarelawan Pemuda Rakyat dan Gerwani. Perlu disebutkan bahwa Lubang Buaya terletak di wilayah milik Kodam Jaya. Di samping itu disiarkan secara luas foto-foto dan film jenazah yang telah rusak yang begitu mudah menimbulkan kepercayaan tentang penganiayaan biadab itu. Hal itu diliput oleh media massa yang telah dikuasai AD, yakni RRI dan TVRI serta koran milik AD Angkatan Bersendjata dan Berita Yudha. Sementara seluruh media massa lain dilarang terbit sejak 2 Oktober.
Jadi sudah pada 4 Oktober itu Suharto menuduh AURI, Pemuda Rakyat dan Gerwani bersangkutan dengan kejadian di Lubang Buaya. Selanjutnya telah dipersiapkan skenario yang telah digodok dalam badan intelijen militer untuk melakukan propaganda hitam terhadap PKI secara besar-besaran dan serentak. Dilukiskan terdapat kerjasama erat dan serasi antara Pemuda Rakyat dan Gerwani serta anggota ormas PKI lainnya dalam melakukan penyiksaan para jenderal dengan menyeret, menendang, memukul, mengepruk, meludahi, menghina, menusuk-nusuk dengan pisau, menoreh silet ke mukanya. Dan puncaknya kaum perempuan Gerwani itu dilukiskan sebagai telah kerasukan setan, menari-nari telanjang yang disebut tarian harum bunga, sambil menyanyikan lagu Genjer-genjer, lalu mecungkil mata korban, menyilet kemaluan mereka, dan memasukkan potongan kemaluan itu ke mulutnya….
Maaf pembaca, itu semua bukan lukisan saya tapi hal itu bisa kita baca dalam koran-koran Orba milik AD yang kemudian dikutip oleh media massa lain yang boleh terbit lagi pada 6 Oktober dengan catatan harus membebek sang penguasa serta buku-buku Orba. Lukisan itu pun bisa kita dapati dalam buku Soegiarso Soerojo, pendiri koran AB, yang diterbitkan sudah pada 1988, .Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai. Anda juga dapat menikmatinya dalam buku Arswendo Atmowiloto yang direstui oleh pihak AD, Pengkhianatan G30S/PKI, yang dipuji sebagai transkrip novel yang bagus dari film skenario Arifin C Noer dengan judul yang sama yang wajib ditonton oleh rakyat dan anak sekolah khususnya selama bertahun-tahun. Dan jangan lupa, fitnah ini diabadikan dalam diorama pada apa yang disebut Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Meski monumen ini berisi fitnah, tapi kelak jangan sampai dihancurkan, tambahkanlah satu plakat yang mudah dibaca khalayak: “Di sini berdiri monumen kebohongan perzinahan politik”, agar kita semua belajar bahwa pernah terjadi suatu rezim menghalalkan segala cara untuk menopang kekuasaannya dengan fitnah paling kotor dan keji pun. Penghormatan terhadap para jenderal yang dibunuh itu ditunggangi Suharto dengan fitnah demikian.
Fitnah hitam dongeng horor itu semua bertentangan dengan hasil visum et repertum tim dokter yang dilakukan atas perintah Jenderal Suharto sendiri yang diserahkan kepadanya pada 5 Oktober 1965, bahwa tidak ada tanda-tanda penyiksaan biadab, mata dan kemaluan korban dalam keadaan utuh. Laporan resmi tim dokter itu sama sekali diabaikan dan tak pernah diumumkan.
Kampanye hitam terhadap PKI terus-menerus dilakukan secara berkesinambungan selama bertahun-tahun tanpa jeda. Dalil intelijen menyatakan bahwa kebohongan yang terus-menerus disampaikan akhirnya dianggap sebagai kebenaran. Bahkan sampai dewasa ini pun, ketika informasi sudah dapat diperloleh secara bebas terbuka, fitnah itu masih dimamahbiak oleh sementara kalangan seperti buta informasi.
Apa tujuan kampanye hitam fitnah itu? Hal ini dimaksudkan untuk mematangkan situasi, membangkitkan emosi rakyat umumnya dan kaum agama khususnya menuju ke pembantaian massal para anggota PKI dan yang dituduh PKI sesuai dengan doktrin membasmi sampai ke akar-akarnya. Dengan gencarnya kampanye hitam itu, maka telah berkembang biak dengan berbagai peristiwa di daerah dengan kreatifitas dan imajinasi para penguasa setempat. Selama kurun waktu 1965-1966 jika di pekarangan rumah seseorang ada lubang, misalnya untuk dipersiapkan menanam sesuatu atau sumur tua tak terpakai, apalagi jika si pemilik dicurigai sebagai orang PKI, maka serta-merta ia dapat ditangkap, ditahan dan bahkan dibunuh dengan tuduhan telah mempersiapkan “lubang buaya” untuk mengubur jenderal, ulama atau dan tokoh-tokoh lawan politik PKI setempat. Dongeng tersebut masih dihidup-hidupkan sampai saat ini.
Segala macam dongeng fitnah busuk berupa temuan “lubang buaya” yang dipersiapkan PKI dan konco-konconya untuk mengubur lawan-lawan politiknya ini bertaburan di banyak berita koran 1965-1966 dan terekam juga dalam sejumlah buku termasuk buku yang ditulis Jenderal Nasution, yang dianggap sebagai peristiwa dan fakta sejarah, bahkan selalu dilengkapi dengan apa yang disebut “daftar maut” meskipun keduanya tak pernah dibuktikan sebagai kejadian sejarah maupun bukti di pengadilan.
Seorang petani bernama Slamet, anggota BTI yang tinggal di pelosok dusun di Jawa Tengah yang jauh dari jangkauan warta berita suatu kali mempersiapkan enam lubang untuk menanam pisang di pekarangannya. Suatu siang datang sejumlah polisi dan tentara dengan serombongan pemuda yang menggelandang dirinya ketika ia sedang menggali lubang keenam. Tuduhannya ia tertangkap basah sedang mempersiapkan lubang untuk mengubur Pak Lurah dan para pejabat setempat. Dalam interogasi terjadi percakapan seperti di bawah.
“Kamu sedang mempersiapkan lubang buaya untuk mengubur musuh-musuhmu!”
“Lho kulo niki bade nandur pisang, lubang boyo niku nopo to Pak?” [saya sedang hendak menanam pisang, lubang buaya itu apa Pak?]
“Lubang boyo iku yo lubange boyo sing ana boyone PKI!” [lubang buaya itu lubang yang ada buaya milik PKI]. Baik pesakitan yang bernama Slamet maupun polisi yang memeriksanya tidak tahu apa sebenarnya lubang buaya itu, mereka tidak tahu bahwa Lubang Buaya itu nama sebuah desa di Pondokgede, Jakarta.
Dikiranya di situ lubang yang benar-benar ada buayanya milik PKI. Ini bukan anekdot tetapi kenyataan pahit, si Slamet akhirnya tidak selamat alias dibunuh karena adanya “bukti telak” terhadap tuduhan tak terbantahkan.
Demikian rekaman yang saya sunting dari wawancara HD Haryo Sasongko dalam salah satu bukunya. (Dari berbagai sumber, petikan naskah belum terbit).

Sartimin Salah Satu Saksi Sejarah G30S PKI

Eddy Sartimin: Pelaku Sejarah yang Berujar*
Dian Purba
Anak dan cucu biologi hilang bersama munculnya anak-anak dan cucu 
ideologi. Inilah yang menjadikan aku tambah gairah dalam gerakan kiri. 
Eddy Sartimin
Satu lagi saksi sekaligus pelaku sejarah berujar. Siksaan, stigmatisasi, 
dan semua perlakuan tidak adil dari bangsa yang mereka perjuangkan, 
diceritakan di tulisan ini. Sejarah mononaratif Orde Baru dijejali lewat 
buku-buku sejarah, penataran-penataran, dan segala bentuk indoktrinasi 
yang lain: harus diganti. Diganti dengan sejarah multinaratif. Eddy 
Sartimin sudah mau berbagi. Berbagi ke generasi yang hampir kehilangan 
jejak dengan sejarah bangsanya sendiri. Tongkat estafet pemahaman sejarah
yang benar harus berpindah tangan. Inilah tugas besar bangsa ini, terkusus 
pemuda: menggali dan mencatat sejarah yang sudah terlau lama dibengkokkan.
Terima kasih kepada Dian Purba atas kiriman saksi pelaku sejarah. Semoga: 
"tujuan besarnya untuk anak muda bangsa yang sudah terlalu lama kehilangan 
sejarah dari versi lain."
Salam hormat,
Kolektif Info
Eddy Sartimin: Pelaku Sejarah yang Berujar*
Dian Purba
Anak dan cucu biologi hilang bersama munculnya anak-anak dan cucu 
ideologi. Inilah yang menjadikan aku tambah gairah dalam gerakan kiri. 
Eddy Sartimin
Satu lagi saksi sekaligus pelaku sejarah berujar. Siksaan, stigmatisasi, 
dan semua perlakuan tidak adil dari bangsa yang mereka perjuangkan, 
diceritakan di tulisan ini. Sejarah mononaratif Orde Baru dijejali lewat 
buku-buku sejarah, penataran-penataran, dan segala bentuk indoktrinasi 
yang lain: harus diganti. Diganti dengan sejarah multinaratif. Eddy 
Sartimin sudah mau berbagi. Berbagi ke generasi yang hampir kehilangan 
jejak dengan sejarah bangsanya sendiri. Tongkat estafet pemahaman sejarah
yang benar harus berpindah tangan. Inilah tugas besar bangsa ini, terkusus 
pemuda: menggali dan mencatat sejarah yang sudah terlau lama dibengkokkan.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenarnya apa
yang saya alami selama ditahan sejak dari tanggal 19 September 1967 hingga 
dibebaskan pada tanggal 20 Juli 1978 dan dinyatakan Bebas Murni (Gol B) 
dan KTP/ET/OT tidak bersih lingkungan (anak keturunan), dan dianggap oleh 
rezim Orde Baru Soeharto sebagai warga negara terendah.
Untuk itu saya:
Nam : Eddy Sartimin
Tempat/tanggal lahir : Medan, 22 Agustus 1936
Umur : 71 tahun
Pangkat terakhir : Koptu NRP 330001
Kesatuan : Denma Koanda Sum/Kalbar Pembantu Perbekalan
Pekerjaan sekarang tukang foto amatiran. Beralamat sekarang Jalan 
Kejaksaan Nomor 6 Medan. Menyatakan dengan sesungguh-sungguhnya kejadian 
yang telah saya alami selama masa tahanan. Ada pun kronologis peristiwa 
tersebut adalah sebagai berikut.
Kronologis
Menjelang dua tahun rezim otoriter meliteristik Soeharto, Orde Baru, dan 
Golkar berkuasa di republik ini, negara melalui sekrining/pembersihan 
terhadap oknum yang ada kaitannya dengan PKI cs dalam tubuh aparatnya TNI, 
Polisi, PNS. Mulai September 1967 diadakan operasi secara kontinu 
(bertahap) ke setiap kesatuan di seluruh wilayah NKRI.
Hampir setiap hari ada saja yang diambil oleh SatGas Intel setiap apel 
pagi. Pada jam, 19.30 WIB datang empat orang dari SatGas Intel yaitu Serma
Ukur Gintings, Koptu Permadi, Koptu Tabroni, Kopda Domeri bertamu ke 
rumah/barak mengajak aku untuk menjumpai DAN YON Para Sum 100. Aku sebagai 
Pasukan Khusus sudah menjadi tradisi sewaktu diperlukan kembali ke induk 
pasukan. Sedikit pun tak merasa curiga, aku dibawa mereka ke Jl. M Yamin, 
SH persimpangan JL. Durian. Setelah turun aku langsung ditodongkan empat 
pucuk senjata, dipaksa menghadap Kapt M. Mawardi selaku Perwira SatGas 
Intel. Belum selesai aku menghadap untuk melapor, pukulan popor senjata 
bertubi-tubi menyerang. Aku coba melawan namun beberapa pukulan mengenai 
kepalaku dan aku jatuh terkulai. Setelah sadar kulihat banyak teman sesame 
kesatuan YON PARA dalam keadaan loyo dan babak belur tanpa pakaian 
(bugil). Kedua tanggannya diikat selama tiga hari tiga malam tanpa diberi 
makan dan minum. Hanya diberikan air leding. Luka-luka yang diderita 
selama di tahanan hanya diberi air ludah basi.
Kami sebanyak 79 orang terdiri dari Bintara, Tamtama. Seorang teman Kopda
Legiman nekat gantung diri karena tak tahan disiksa. Seorang Kopda 
Sujimanto yang paling kecil di antara kami dipress oleh empat oknum SatGas 
hingga keluar tai mudanya. Selama 40 hari kami disekap selama 3x24 jam. 
Harus telanjang bulat. Ini menjadikan mental kami trauma. Bagi yang pernah 
mengalaminya selama bertahun-tahun. Sepuluh orang di antaranya bebas dan 
kembali bertugas dengan syarat tidak boleh menceritakan apa yang pernah 
dialaminya. Dan yang 68 orang diserahkan ke Laksusda Jl. Gandhi. Selama 
tiga bulan disekap dalam kamar gelap bercampur baur dengan warga sipil.
Aku mendengar setiap saat jeritan rintihan dari Tapol karena siksaan dari 
juru periksa. Aku menyaksikan pula dua orang Tapol TNI AD, yaitu Lettu Inf 
Mansyur Ismael dari G I Koanda Sum/Kalbar dan Kapt Trauli Gintings, Wa Dan 
YON Inf 123 ditempatkan dalam WC yang tumpat dengan alas dua kursi dan 
sebelah tangannya digari. Dibuka sewaktu mandi dan makan. Kami makan 
sekali sehari dengan dua ons nasi jagung grontolan, sayur kangkung tanpa 
garam selama 11 tahun. Banyak teman yang busung lapar dan meninggal dunia. 
Kesengsaraan bertambah. Istri yang semula setia akhirnya banyak yang minta 
cerai atau pun lari entah ke mana. Dalam pemeriksaan Laksusda, aku 
dinyatakan aidak punya Golongan X. Semestinya sudah bebas dan kembali 
bertugas di kesatuan semula pada tahun 1972 bersama Golongan C. Namun 
karena ada sedikit perselisihan sama istriku yang sudah tersesat, akhirnya 
aku dikhianatinya dengan menceritakan perihal orang tuanya Sarbupri wajib 
lapor dan saudaraku ada yang diganyang massa sebagai orang PKI.
Itulah yang menjadikan aku kembali ditahan menjadi 11 tahun lamanya tanpa 
diperiksa ulang kebebasan. Di TPU/A Sukamulia tujuh tahun. Sejak 1967 
sampai 1970 dikurung siang malam dalam krangkeng persis binatang buas. 
Bukan tahanan saja yang diperlakukan semena-mena. Termasuk juga bagi 
keluarga yang mengirim mendapat perlakuan tak senonoh. Bila ingin berjumpa 
harus bayar ongkos becak tiga trip. Tapol diambil dari TPU/A Sukamulia 
dibawa ke Laksusda Jl. Gandhi. Dalam keadaan tangan digari, perjumpaan 
hanya setengah jam lalu dikembalikan ke TPU. Selain itu pengawalnua minta 
dibelikan rokok yang mahal. Bagi keluarga yang masih muda dan berparas 
cantik menjadi sasaran pelampiasan nafsu secara halus atau pun intimidasi.
Pada tanggal 16 Agustus 1972 serombongan besar tahanan ABRI/sipil diangkat 
ke TPU/C Tanjung Kassau Asahan (kini Batu Bara). Kami dijual sebagai 
pekerja paksa untuk Proyek Korem. Sebagian di perkebunan Deli Muda untuk
menanam jagung tanpa dibayar kecuali diberi jatah target 100 gawang. 
Banyak di antaranya yang tak bisa, termasuk aku. Rasa putus asa kami nekad 
membakar areal yang baru ditanami pohon karet muda kurang lebih 40Ha. Yang 
berakibat hangus dan matinya selang dua hari sejak kebakaran tersebut. 
Pengawas yang kejam dan arogan itu dipecat dari perkebunan tersebut.
Kembali ke kesatuan semula dari POM Binjai bernama Kopti Rusli diganti 
oleh POM DAM I BB Serma Siagian yang seangkatan dan pernah di kesatuan
Yonif B. Satu bulan kemudian, Tapol ABRI ditarik dari seluruh proyek dan 
kembali ke TPU/C Tanjung Kassau. Walaupun kami masih dalam tahanan, ada 
kelonggaran dalam pengawasan bagi yang berkeluarga. Diperbolehkan bertamu 
nginap dengan bayar Rp 1000. Bagi yang mampu dapat berhari-hari asalkan 
setoran lancar. Bahkan bisa cuti pulang ke rumah.
Di sini nasib kami mulai jauh berubah. Aku punya kegiatan usaha kerajinan 
tangan dari tempurung kelapa. Sudah tidak payah lagi nasi catu. Jagung 
jarang dimakan. Malahan ada kawan yang beternak ayam dan itik. Bagi kaum 
Gerwani ada yang jualan nasi dan kedai kopi selama empat tahun di TPU/C 
Tanjung Kassau.
Berangsur-angsur kami dibebaskan sebagai Tapol tetapi stigma PKI masih 
tetap melekat dengan KTP ET/OT, tidak bersih lingkungan bagi anak 
keturunan untuk nikah dan bekerja sebagai TNI, POLRI, PNS, BUMN, bahkan di 
perusahaan swasta yang dibeking ABRI/TNI AD.
Trauma paranoid selalu menghantui mantan Tapol. Sebagian besar dari 
keluarganya termasuk saudara-saudariku sendiri, anak cucu sampai saat ini 
pun belum mau mengakui bapak dan kakeknya dengan dalih karena aku ditahan. 
Lalu mereka jadi turut sengsara. Tidak boleh nikah dengan ABRI. Tak mampu
melanjutkan sekolah. Apa daya, sedikit pun tak menyangka akan mendapat 
perlakuan yang demikian dari sanak keluarga yang menyayangiku. 
Satu-satunya ibuku yang begitu percaya dan berkeyakinan seluruh masalah 
ini ulahnya Soeharto yang berambisi kekuasaan. Sayangnya ibuku meniggal 
karena sakit setelah keluarnya aku dari tahanan sejak itu.
Semua sinis dan dan bencinya sanak keluarga maupun terang-terangan, 
termasuk ayahku yang takut dikucilkan dari pergailan masyarakat di mana 
kami tinggal.
Kuputuskan tekad untuk secepatnya aku pergi menjauhi mereka dan tidak akan 
kembali kecuali berubah situasi keadaan dengan berbagai cara. Akhirnya aku 
merantau ke Riau. Bekerja sebagai centeng warung remang-remang selama tiga 
tahun pada seorang kawan semasa di Raiders. Setelah dapat KTP Riau aku 
pindah ke Manggala Johson Dusun Arang-arang Bencah Seribu. Aku bekerja 
sebagai buruh bongkar muat balok/loging serta tarik ongkang persis kerbau 
tarik luku. Babat hutan untuk perkebunan sawit. Pernah hampir ketimpa 
pohon lapuk yang tumbang di luar perhitungan karena getaran senso 
(chainsaw) ranting mengenai pelipis sebelah kiri hingga cacat sampai kini. 
Naik sepeda jatuh, masuk jurang dalamnya kira-kira 10 meter.
Di Jambi selama empat tahun. Tanggal 2 Januari 1992 disengat lebah madu 
seluruh badan. Empat jam baru dapat pertolongan kesehatan. Pertolongan 
pertama aku makan mesiu korek api sebanyak 20 batang. Ini pengalaman aku
dapat dari tahanan kriminal. Tanggal 20 Juli 1977 aku pulang karena dapat 
surat dari anakku Susy yang telah menikah dan punya dua orang anak. Aku 
seorang bapak juga seorang kakek terpanggil untuk pulang dengan harapan 
hidup tenteram karena masih ada yang peduli padaku.
Tetapi hanya beberapa bulan saja aku bersama mereka. Ternyata anakku benci 
dengan orang-orang PKI, apalagi bila aku bertamu ke tetangga yang pernah 
jadi wajib lapor/walap. Kami sering bertengkar. Aku berusaha 
menasehatinya. Ia mau mengurusi aku tetapi dengan syarat tak boleh bergaul
dengan eks PKI cs, termasuk pamannya sendiri.
Aku memang yang punya darah pemarah menyimpulkan apa yang kulakukan benar. 
Pada akhirnya ia mengusirku dengan kata-kata, “Ini rumahku. Pergilah dari 
sini.” Sejak itu aku meninggalkan rumah anakku. Aku berpesan sampai kapan
pun tak dapat kumaafkan. Ia lebih suka jadi anak durhaka dan cucuku lebih 
baik jadi jahanam. Mau ngaku bila ada uang Rp 1.000.000. Ini kurasa sudah 
keterlaluan sekali. Tindasan bukan saja dari rejim otoriter. Anak cucu 
sendiri pun berbuat serupa. Justru itu aku pergi dari rumah dan berpindah 
dari satu tempat ke tempat lain hingga kini.
Aku mulai bergabung dengan aktivis PRD dan NGO. Turut menjadi pelopor 
mendirikan PAKORBA YPKD 65/66 bidang advokasi TNI AD. Rasa sedih dan 
traumaku secara bertahap hilang. Aku yang lampau bukanlah aku sekarang dan 
masa mendatang. Anak dan cucu biologi hilang bersama munculnya anak-anak 
dan cucu ideologi. Inilah yang menjadikan aku tambah gairah dalam gerakan 
kiri. Aku tetap tampil di Sumatera Utara ini. Aku satu-satunya mantan 
Tapol TNI AD yang mau turut jadi aktivis prodem. Pernah mendapat 
penghargaan sebagai pejuang rakyat 10 besar dari 14 NGO dan organ dihadiri 
2000 massa tepat pada hari HAM sedunia tanggal 10 Desember 2005 di Medan.
Mantan Tapol G 30 S 65 menyampaikan statement ke DPRD Sumut. Kami diterima 
oleh enam orang dari Komisi A: Golkar, PAN, PBB, Patriot, PP, PBR. Sewaktu
pembacaan sikap KPP HAM 65 tuntutan adili Soeharto. Tiba-tiba saja SIHAMAS 
Muda Siregar dari Golkar menghentikan pembacaan tersebut. Koordinator KPP 
HAM 65 kawan B. Siboro pucat dan gemetar. Kulihat semua kawan diam tak 
bereaksi sedikit pun. Melihat kondisi tersebut si Golkar dengan soknya 
menyatakan, “Dasar tak tahu diuntung. Minta bersih nama kalian orang-orang 
PKI. Pulang saja ke rumah, tak perlu lagi bersih nama dan kompensasi. 
Perbanyak sholat untuk tobat kalian. Sudah tua bangka menunggu……… Kalau 
dulu kalian memang orangtuaku sudah masuk daftar hitam. Lagi pula 
keputusan TAP MPR/25/26 sudah final. Pulang saja,” hardiknya. Lalu memukul 
meja dan tanganya menyuruh kami keluar.
Aku yang melihat keangkungan si Golkar tersebut bangkit dari 
kursi.Kupukulkan meja dengan keras, brak-brak. Sebelum ada reaksi aku 
dengan suara keras menyatakan”aku tidak terima perlakuan DPRD seperti ini.
Aku mantan Tapol TNI AD ditahan 11 tahun tanpa proses hukum. Aku bukan 
anggota kalian, bodoh sebagai anggota DPRD, tidak mengerti UUD 1945, 
sehingga menganggap TAP MPR lebih sakti dari UUD 1945. Sebagai DPR 
semestinya melayani persoalan rakyat suka atau tidak itu menjadi kewajiban 
DPRD. Tahu rakyat yang menggaji kalian.” Entah karena malunya, Ketua 
Komisi A menegur si Golkar dan mempersilahkan melanjutkan pembacaan 
statement, dan kami pun kembali. Sejak itu sampai sekarang si Golkar malu 
bila jumpa aku di waktu demo ke DPRD Sumut. Kupikir cukup data yang 
kusampaikan. Sekian.
Medan, 30 April 2008